Kalurahan WIJIREJO

       Sejarah desa Wijirejo tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Makamsewu dimana terdapat makam Panembahan Bodho dan Nyai Brintik, sebagai cikal bakal berkembangnya masyarakat di wilayah Wijirejo. Secara resmi, Desa Wijirejo berdiri pada 2 November  1946. Desa Wijirejo merupakan penggabungan dari Kelurahan Kauman Lama yang membawahi 5 Pedukuhan (Ngeblak, Pedak, Kauman, Gedongsari dan Kwalangan) dan Kelurahan Gesikan Lama yang juga membawahi 5 Pedukuhan (Pandak, Bajang, Gesikan 3, Gesikan 4 dan Bergan).

       Sejarah perjuangan bangsa kental di Desa Wijirejo berdasarkan situs bekas Pabrik Gula Belanda yang dibumihanguskan oleh masyarakat pada tahun 1948. Wijirejo sebagai desa pertanian terlihat dari bangunan sumur bawah tanah yang melintang dari Gesikan, Bergan, Ngeblak, Pedak dan berlanjut ke Desa Sendangsari dan masih berfungsi sampai saat ini. Perkembangan perekonomian masyarakat pasca Zaman Kemerdekaan mulai pesat sejak tahun 1970 an di mana kemudian saat ini Wijirejo sebagai salah satu sentra kerajinan batik di DI Yogyakarta.

        Beberapa figur turut berpartisipasi dalam awal pembentukan desa ini seperti Mbah Sajarot yang sempat menjadi anggota DPRD Bantul. Sejarah pendidikan tidak terlepas dari sosok Sutarjo Purnomo BSE sebagai perintis Sekolah Menengah Ekonomi pertama, cikal bakal SMP N 1 Pandak yang saat ini menjadi sekolah unggulan di Kecamatan Pandak.   

          Adapun Desa Wijirejo dibagi menjadi 10 (sepuluh) dusun, yaitu :

          1. Dusun Pandak              6. Dusun Ngeblak

          2. Dusun Bajang               7. Dusun Pedak

          3. Dusun Gesikan 3           8. Dusun Kauman

          4. Dusun Gesikan 4           9. Dusun Gedongsari

          5. Dusun Bergan               10. Dusun Kwalangan

          Para pejabat Bekel atau Kepala Desa Wijirejo semenjak berdirinya Desa Wijirejo adalah sebagai Berikut :

 (dion, photo: doc pribadi)