Kalurahan WIJIREJO

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Ungkapan ini sangat tepat digambarkan untuk Indonesia yang pernah merasakan penjajahan selama 350 tahun oleh Belanda dan 3,5 oleh Jepang. Dengan peralatan seadanya, bersama segenap rakyat Indonesia bertempur habis-habisan melawan penjajahan atas kebebasan. Tidak terhitung berapa jumlah darah yang telah tertumpah untuk melantunkan gema Indonesia Raya dan berkibarnya Sang Merah Putih.

Sebagai generasi penerus, kita memiliki tugas yang sangat berat dalam mengemban amanah untuk mengisi kemerdekaan. "Tugasku ringan karena musuh adalah penjajah yang bisa dilawan langsung, musuh kalian akan sangat berat karena kalian melawan diri sendiri," kata Soekarno dalam satu pidatonya. Benar, saat ini kita mengalami berbagai problematika yang tak kunjung memudar tetapi malah semakin bertambah kusut. Terorisme, sparatisme dan SARA menjadi makanan sehari-hari yang tidak ditutupi dan dihilangkan tetapi justru semakin sering tersebar sehingga secara tidak langsung memunculkan berbagai kecaman dan perasaan geram.

Isu ekonomi semakin memposisikan atau memojokkan masyarakat bawah yang merupakan kebanyakan masyarakat di Indonesia. Harga garam yang melambung, permainan harga BBM, harga sembako hingga propaganda rokok dan obat menjadi masalah yang sangat pelik. Kedewasaan sebagai bangsa yang merdeka sudah seyogyanya kita tunjukkan sebagai bagian dari bangsa yang besar. Uniti parte pro totem, persatuan bagian-bagian menjadi kesatuan yang utuh sangat kita butuhkan saat ini.

Indonesia dengan kekayaan alamnya yang luar biasa menjadikan kita sebagai target yang empuk bagi bangsa-bangsa lain. Propaganda-propaganda yang membuat orang berpikir bahwa kekayaan kita sudah habis, perlu kita cermati secara bersama. Bukan meratapi apa yang tersisa dari negeri kita tercinta ini, tetapi bagaimana kita menggali dan mengembangkan apa yang kita punya untuk kemajuan Indonesia. Jayalah NKRI, Jayalah Indonesia!