Lomba Panjat Pinang Di Tengah Sungai

Administrator 14 Agustus 2017 09:10:04 WIB

Tanggal 17 Agustus 1945 atau 72 tahun yang lalu, bangsa Indonesia telah mendeklarasikan kemerdekaannya. Dengan kemerdekaan, maka Indonesia menyatakan bahwa bangsa ini telah siap untuk mandiri dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain dengan terhormat. Merdeka artinya kurang lebih lepas dari penindasan, meski sepertinya ringan diucapkan akan tetapi perjalanan 3,5 abad ditambah 3,5 tahun oleh dua bangsa berbeda merupakan masa kelam kehidupan bangsa kita. Tidak terhitung jumlah para korban kemerdekaan yang dengan ikhlas demi memastikan anak cucunya menikmati hidup dengan memiliki kehidupan yang sama.

 

Merdeka bukan berarti perjuangan telah usai, "Perjuanganku mudah karena melawan penjajah, sedangkan perjuanganmu akan sulit karena lawanmu adalah dirimu sendiri," pesan Soekarno pasca kemerdekaan. Terbukti, berbagai periode kekuasaan berakhir tidak dengan baik. Pengkhianatan, pendudukan kembali hingga kisruh reformasi menjadi bukti bahwa ancaman kemerdekaan itu akan selalu ada. Bahkan, untuk saat ini isu SARA merupakan ancaman terbesar dibandingkan dengan isu teroris yang tidak kalah mengkhawatirkan. Pasalnya, gejolak-gejolak kecil yang terlontar melalui media yang kian mudah dinikmati masyarakat ini sangat mudah digoreng menjadi besar hanya dengan memantik isu-isu primordialisme.

 

Tugas kita sebagai generasi penerus memang berat, tetapi tidak bisa tidak dilakukan untuk memajukan bangsa. Kemajuan tidak hanya diukur seberapa banyak ilmuwan terbentuk, atau seberapa macet jalanan oleh hasil teknologi manusia. Kemajuan paling tinggi dalam pembentukan bangsa yang tangguh bisa dilihat dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Tidak perlu jauh, di negara tetangga Singapura yang wilayahnya kecil bisa sedemikian maju karena kualitas SDM nya sangat tinggi. Meski sedang berkembang tetapi kita memiliki satu keunggulan yang tidak dimiliki bangsa lain yaitu kearifan lokal. Gotong-royong adalah semangat yang berkembang berdasarkan kebutuhan bersama, bahwa tidak semua permasalahan bisa diselesaikan dengan uang. Kerja sama pun bisa mengatasi permasalahan dengan menanggung sedikit demi sedikit akan selesai.

 

Kreativitas kemudian menjadi kunci dalam pengembangan SDM yang berkelanjutan. Peringatan kemerdekaan 17 Agustus bisa digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat kembali membakar nasionalisme dan kebanggaan terhadap Indonesia. Terutama, untuk generasi muda yang sedang dalam tahap perkembangan pengetahuan dan pengenalan sikap nasionalisme. Seperti yang dilaksanakan oleh masyarakat Pedusunan Pedak pada hari Minggu, 13 Agustus 2017 telah dilaksanakan acara panjat pinang. Uniknya, panjat pinang dilakukan di tengah Sungai Bedhog yang kebetulan sedang mengering. Usaha mencapai tujuan bersama, merupakan semangat inti gotong-royong. Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda ikut menyaksikan perjuangan secara bersama dalam mempertahankan kemerdekaan, mengisi dan mengembangkan untuk kemajuan bangsa.

 

Dion-red

Komentar atas Lomba Panjat Pinang Di Tengah Sungai

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

INFO GRAFIS

Pengumuman

Anda Bisa Mengirim Tulisan ke Website Desa Wijirejo

Kalender

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License