HUT Bantul Ke-186

Administrator 21 Juli 2017 09:21:19 WIB

Jauh sebelum Indonesia merdeka, Bantul merupakandaerah hasil dari pembagian pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Tanggal 26 dan 31 Maret 1831 Pemerintah Hindia Belanda dan Sultan Yogyakarta mengadakan kontrak kerja sama tentang pembagian wilayah administratif baru dalam Kasultanan disertai penetapan jabatan kepala wilayahnya. Saat itu Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi tiga kabupaten yaitu Bantulkarang untuk kawasan selatan, Denggung untuk kawasan utara, dan Kalasan untuk kawasan timur. Menindaklanjuti pembagian wilayah baru Kasultanan Yogyakarta, tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang sebelumnya di kenal bernama Bantulkarang. Seorang Nayaka Kasultanan Yogyakarata bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercaya Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk memangku jabatan sebagai Bupati Bantul. Sehingga, pada tanggal 20 Juli setiap tahun ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Bantul.

 

Sebagai bagian dari wilayah perjuangan, bantul turut serta memiliki kisah kepahlawanan. Mulai dari masa kerajaan dengan ketokohan Panembahan Bodho, Ki Ageng Mangir, hingga kisah pahlawan kemerdekaan dalam perlawanan Pangeran Mangkubumi di Ambar Ketawang dan Sultan Agung hingga Pangeran Diponegoro. Tidak lupa juga kepahlawanan Adisucipto yang gugur ketika pesawat yang digunakan untuk memprovokasi Belanda jatuh di Ngoto. Tentu saja yang paling terkenal adalah Bantul menjadi salah satu basis teknik perlawanan gerilya oleh Jenderal Sudirman.

 

Setelah Indonesia merdeka, Bantul terus berbenah sesuai dengan perkembangan zaman. Mulai dari Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga kini era Demokrasi Bantul selalu berusaha untuk mengikuti dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam sambutannya, Sri Sultan sebagai pembina upacara menyampaikan agar warga Bantul berhati-hati dalam bersosial. Karena tidak semua organisasi sosial dianggap baik untuk masyarakat terkait pengesahan PP tentang organisasi kemasyarakatan. Jangan sampai nilai-nilai kemasyarakatan dalam ketenteraman masyarakat bisa tetap terjaga.

 

Pada kesempatan ini, kontingen Wijirejo yang tergabung dalam kontingen Pandak berada di sebelah selatan atau menghadap langsung ke pembina upacara. Acara diikuti oleh berbagai elemen organisasi pemerintahan dan 75 desa yang tergabung dalam 17 kecamatan. Acara dilanjutkan dengan pawai oleh berbagai elemen kesenian yang berjalan dari Lapangan Trirenggo menuju Masjid Agung Bantul dengan 3 rute berbeda untuk menyingkat waktu.

 

Dion-red

 

 

 

Komentar atas HUT Bantul Ke-186

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

INFO GRAFIS

Pengumuman

Anda Bisa Mengirim Tulisan ke Website Desa Wijirejo

Kalender

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License